Maret adalah bulan yang spesial bagi perempuan diseluruh dunia, termasuk Indonesia. Karena, setiap tanggal 8 Maret, diperingati sebagai Hari Perempuan Internasional. Tahun ini, tema yang diangkat adalah Balance for Better.
Melalui situs resminya International Women’s Day, dijelaskan balance for better merujuk pada tahun 2019 yang ditujukan untuk kesetaraan gender, kesadaran yang lebih besar tentang adanya diskriminasi, dan merayakan pencapaian perempuan. Hal ini termasuk mengurangi adanya gap pendapatan atau gaji pria dan wanita, serta memastikan semua adil dan seimbang dalam semua aspek, pemerintahan, liputan media, dunia kerja, kekayaan, dan dunia olahraga.
Datuk Stella Chin, seorang motivator yang dikenal sukses menerapkan prinsip balancing life, mengungkapkan penghambat perempuan untuk maju adalah ketidaktahuan akan cara mendapatkan hidup yang seimbang. Ia mencontohkan, hal yang paling sederhana yang dialami banyak perempuan adalah saat memutuskan apakah akan mengabdikan hidup untuk keluarga atau memilih karier.
“Perempuan itu dapat mencapai keduanya, membangun keluarga dan memiliki karier. Jika sudah balance (seimbang), maka perempuan akan bahagia karena mereka memiliki keluarga serta juga mendapatkan kepuasan atas pencapaian diri sendiri (karier),” kata Datuk Stella menjelaskan mengenai posisi perempuan.
Di Indonesia, pendiri Stellavingze International ini yakin, perempuan Indonesia memiliki peluang untuk meraih balance for better sebagaimana yang digaungkan dalam peringatan Women’s Day tersebut.
“Saya melihat perempuan Indonesia sebenarnya rajin-rajin. Hanya saja masih banyak yang belum bisa menggali potensi diri, sehingga menjadi tidak percaya diri,” ujar Datuk Stella di sela-sela peresmian kantor Stellavingze International di Simprug Gallery, Jakarta Selatan.
Ditanya mengenai budaya patriarki yang melekat di sebagian besar masyarakat Indonesia, Stella menegaskan bahwa hal itu bukanlah hambatan besar.
“Hal pertama yang perlu dilakukan adalah membangun komunikasi bersama keluarga, terutama dengan suami; sampaikan keinginan untuk berkarir atau melakukan sesuatu hal yang produktif (di luar urusan rumah tangga),” tegas Stella.
Dikatakan Stella, bagaimanapun, budaya patriarki tidak dapat dilawan, karena sudah menjadi bagian dari peradaban. Namun, yang perlu dipahami adalah perempuan dapat setara dengan laki-laki.
“Selalu diskusikan hal-hal seputar karier dengan suami, sehingga suami merasa dihargai dan akhirnya memberikan dukungan. Jangan pula mengambil alih seluruh tanggung jawab keluarga, karena nanti suami bisa malas dan keenakan. Meski istri sukses membangun karier, tetap suami yang harus bertanggung jawab terhadap keluarga. Artinya, suami sendiri juga harus memiliki karier,” ujarnya.
Datuk Professor DR. Stella Chin merupakan seorang Entrepreneur asal Malaysia peraih Stevie Award New York. Ia memulai karier profesional sebagai pengusaha di usia yang masih muda. Di saat yang bersamaan, ia juga harus membesarkan keempat orang anaknya tanpa bantuan pengasuh.
Meski sempat merasakakan jatuh bangun dalam membangun bisnisnya serta dilema layaknya wanita lain, yang memperdebatkan skala prioritas antara keluarga ataupun karier, namun akhirnya Stella berhasil menemukan kunci dan metode yang bisa menyeimbangkan kehidupan seorang wanita, sehingga wanita bisa menjalankan perannya sebagai seorang ibu dan istri yang baik, sekaligus menikmati gemilang kesuksesan karier.
Pengalaman dan metode menyeimbangkan hidup itulah yang ingin ia bagi kepada perempuan melalui Stellavingze International, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang Women Empowering.
Sejak berdirinya, Stellavingze International sudah mengubah ribuan perempuan di Singapura, Taiwan, dan Malaysia. Kini, Stellavingze hadir di Indonesia untuk membantu para perempuan Indonesia yang ingin meningkatkan produktivitas.
“Melalui berbagai program dan aktivitas, Stellavingze juga membantu para wanita meningkatkan keahlian produktif yang tidak saja berguna dalam karier profesional, namun juga dalam kehidupan personal mereka,” jelas Datuk Stella.
“Stellavingze merupakan sebuah project bagi saya di mana saya dapat membagi rahasia sukses dan mengajak lebih banyak lagi perempuan untuk meraih keseimbangan hidup,” tambahnya.
Ia menjelaskan, pembinaan yang dilakukan Stellavingze International dilakukan melalui sejumlah program pendidikan, diantaranya: pendidikan tentang Profesional dan Personal. Karenanya, tak heran bila Datuk Stella Chin menyebut Stellavingze adalah pusat pendidikan bagi para wanita yang ingin meningkatkan kemampuan sekaligus membangun nilai diri mereka.
Stellavingze layaknya sebuah sekolah bagi para wanita. Stellavingze percaya bahwa lingkungan memiliki pengaruh yang kuat bagi pengembangan diri wanita.
“Oleh karena itu, Stellavingze di dunia dirancang dengan sentuhan yang sarat mencerminkan feminitas dan elegan. Tujuannya agar wanita memiliki perasaan yang nyaman ketika berada dalam lingkungan tersebut,” tambah Entrepreneur pemenang Stevie Award New York.
Sejak berdiri tahun 2009 hingga saat ini, Stellavingze International telah berdiri di berbagai negara seperti Singapura, Malaysia, Taiwan, dan Indonesia.
Pada Maret 2019 ini, Stellavingze International membuka kantor cabang di Jakarta, tepatnya berlokasi di Simprug Gallery, Jakarta Selatan. Sebelum resmi membuka kantor, Star Ladies, komunitas perempuan di bawah naungan perusahaan ini, sudah lebih dulu eksis di Indonesia.
“Saya melihat perempuan Indonesia sebenarnya rajin-rajin. Hanya saja masih banyak yang belum bisa menggali potensi diri, sehingga menjadi tidak percaya diri,” ujar Datuk Stella.