PERDEBATAN ‘Full Time Mom vs Working Mom’ masih menjadi sumber kegalauan bagi sebagian wanita masa kini. Bila sudah menjadi ibu, wanita mengalami dilema antara menjadi ibu rumah tangga demi perkembangan si buah hati, tapi dengan konsekuensi meninggalkan karir dan pekerjaan. Atau, meneruskan karir sebagai wanita bekerja, namun harus rela meninggalkan anak di rumah bersama pengasuh.
Tak jarang, persoalan ini menjadi perdebatan di kalangan wanita. Terlebih di kalangan pengguna sosial media, topik ‘full time mom VS working mom’ menjadi ajang mempertahankan argumen serta menyerang pihak lain, namun tidak menghasilkan solusi sama sekali.
Padahal, sejatinya, wanita tidak harus memilih antara keluarga atau karir. Justru sebaliknya, wanita modern seharusnya mampu menempatkan diri, maka ia dapat menyeimbangkan antara karir dan keluarga.
Prinsip keseimbangan hidup itulah yang dikembangkan Datuk Stella Chin melalui Stellavingze — perusahaan yang menitikberatkan pada pendidikan pengembangan diri wanita. Melalui pola pendidikan yang selaras dengan wanita, Stellavingze dari waktu ke waktu secara aktif mengadakan berbagai seminar dan kursus yang ditujukan khusus bagi wanita.
Untuk menyatukan visi dan misi, Stellavingze secara terbuka mengundang para wanita yang memiliki keinginan untuk mengembangkan diri mereka, secara bersamaan mengulurkan tangan membantu wanita lain, untuk masuk dalam organisasi internal.
Setiap wanita yang telah bergabung dalam organisasi internal ini akan diberi nama sebagai StarLadies. ‘Star’ artinya bintang, sumber cahaya, seperti matahari. Itulah StarLadies yang didambakan Datuk Stella, yaitu wanita yang bercahaya.
Selain itu, ‘Star’ juga singkatan dari empat pilar kehidupan yang menjadi prinsip dasar StarLadies — Success , Transformation, Achievement dan Recognition.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan Datuk Stella, permasalahan sosial di masyarakat yang banyak terjadi saat ini bermula dari keluarga. Hal itulah yang melatar belakangi pendirian Stellavingze.
“Wanita, dalam hal ini adalah ibu merupakan ratu dalam keluarga. Dia pilar yang bisa menentukan arah masa depan keluarga, khususnya anak-anaknya. Maka bila kita menginginkan perubahan dalam masyarakat, akan lebih efekif bila dimulai dari keluarga, terutama wanitanya,” jelas Datuk Stella, seperti dikutip di dalam salah satu BAB pada buku ‘Kebahagiaan Yang Kutahu’ yang resmi diluncurkan September lalu.
Sejak awal berdiri, setiap kegiatan Stellavingze selalu dihadiri oleh banyak wanita. Pertemuan pertama di Malaysia dihadiri oleh 2.500 peserta wanita. Di Indonesia bahkan dihadiri oleh 3.500 wanita. Hingga saat ini, sebanyak 3.000 wanita telah bergabung bersama Stellavingze, di Indonesia, Malaysia dan Taiwan.
Stellavingze tidak sekedar memberikan motivasi kepada anggotanya, namun juga edukasi tentang pendidikan karakter untuk anak, menciptakan hubungan keluarga yang bahagia bahkan pelatihan tentang bisnis dan kepemimpinan. Harapannya, di masa mendatang akan tercipta oleh perempuan
Buku ‘Kebahagiaan Yang Kutahu’ mengupas tentang bagaimana seorang wanita dapat berperan hebat, baik dalam karir maupun keluarga. Dengan membaca buku ini, diharapkan semakin banyak wanita terinspirasi untuk dapat mengelola hidup dengan cara yang lebih mudah, bahagia serta menjadi wanita hebat tanpa kehilangan pesona kewanitaan.
Buku ini pertama kali diluncurkan di Taiwan yang sudah terjual 20 ribu copy dan memasuki cetakan ke empat. Buku ini juga telah diterbitkan dalam 4 bahasa, yaitu Mandarin, Melayu, bahasa Inggris dan Indonesia.
Datuk Stella Chin, tokoh inspiratif yang diceritakan dalam buku ini adalah seorang perempuan pebisnis yang telah menerima banyak penghargaan di tingkat internasional. Perjuangannya memperbaiki ekonomi keluarga, membangun bisnis sekaligus membesarkan keempat anaknya tanpa pengasuh, dapat menjadi teladan bagi wanita modern untuk mendapatkan kehidupan yang seimbang. (tety)